Senin, 05 November 2018

PERAN PESANTREN DALAM DUNIA MILENIAL

PERAN PESANTREN DALAM DUNIA MILENIAL

Dalam dunia pesantren, khususnya di Cuwati memang mengalami pasang surut, sedikit kisah, ketika waktu kecil  penulis melihat anak-anak waktu itu setelah lulus sekolah dasar begitu antusias untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, seperti yang penulis saksikan dulu temen temen penulis waktu kecil, setelah lulus Sekolah Dasar sowan ke Pak kyai, yang saat itu kampung kami dipimpin pak Kyai Abdullah (Allah Yarham), bersama orang tuanya tentunya untuk minta restunya melanjutkan ke pondok pesantren, dan pondok pesantren yang paling popular saat itu adalah Pondok Pesantren Dawwar, Boyolali yang dipimpin Al Mukarrom Romo Kyai Haji Kharisuddin (Allah Yarham), dan salah satu kakakku Ustad Haji Abid Mathur S.Pd.I juga tercatat pernah belajar di pesantren ini.
Pada saat yang sama penulis hanya bisa memendam rasa ingin ke pesantren namun apa daya kakakku tersebut masih di pesantren sedang keuangan saat itu begitu susahnya, namun hasrat untuk kepesantren tidak pernah padam.
Selang tiga tahun kemudian penulis melanjutkan ke pesantren, begitu gembiranya penulis, beserta itu penulis lanjutkan ke jenjang MTs dan kemudian dilanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri.
Pada Tahun pertama sampai tahun ketiga penulis, memasak setiap hari (menjadi juru masak, karena masih yunior hehe,,) memasuki tahun ke empat, penulis masih memasak sendiri, namun sudah tidak setiap hari, lebih sering jajan malah, karena tingkat Aliyah sudah semakin sibuk, sedang memasuki tahun kelima dan keenam, penulis tidak memasak sama sekali, bahkan harus kos makan di luar pesantren.

Kembali ke pesantren Dawwar, seperti yang sering diceritakan kakakku waktu mengajar penulis di rumah bercerita, kalau di pesantren tersebut bisa dibarengi dengan bekerja jadi pencuri…eitt jangan su’udzon dulu itu lho nama bagi yang kerja menyulam sapu menurut istilah di sana Nyuri…hehe.. klear khan…
Dari model pesantren di Dawwar yang bisa bekerja di pagi hari inilah yang menurut penulis menjadi daya tarik tersendiri sehingga mengundang minat orang tua untuk memondokkan anaknya di sana, disamping faktor yang lain tentunya.
Dari sekian banyak alumni Desa Poncoharjo memberi berkah tersendiri pada kiprahnya di masyarakat, seperti di ketahui, bahwa perkembangan "ASSABAB" pada awalnya jamiyah sholawat terbangan, yang kemudian bertransformasi menjadi jamiyah sholawat Nariyah, dan kini banyak memberi sumbangsih positif bagi desa terutama dalam kegiatan amal pada Bulan Asyyuro yakni santunan anak yatim. Terimaksih banyak untuk alumni Assabab,
Berkaitan dengan Santunan anak yatim, penulis ingin sekedar membuat tulisan, yang mencoba menganalisa dari cara perhitungan dana hasil sumbangan untuk anak yatim dan jompo yang maaf menurut penulis begitu rumit, karena begitu banyaknya sumber dana yang masuk terlebih pada hari ‘H’ pelaksanaan yang begitu berkumpul sekaligus.
Dari rasa ingin sekedar ingin memberi masukan, yang tentunya panitia sudah membuatnya dengan baik juga, namun penulis rasa tiada salahnya penulis tulis di sini, syukur kalau dipakai, heheee..
Penulis telah membuat rumus komputer dalam hal ini rumus Excel yang akan memudahkan dalam perhitungan santunan secara valid dan sederhana namun mengena dan mudah dalam penggunaannya.

Demikian tulisan singkat ini semoga bermanfaat,

والله نسأل المعونة والحكمة
والسلام عليكم ...

0 komentar:

Posting Komentar